Judul :
Peran Kognitif dan MetaKognitif Dalam Proses Pembelajaran Bagi Tercapainya Pemahaman Yang Optimal
Penulis :
Anggadewi Moesono, Guritnaningsih A. Santoso, Ilsiana jatiputra, Puji Lestari
Suharso, Dyah Triarini Indirasari
Asal
Penulis : Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia, Jakarta
Sumber : Jurnal Psikologi Sosial Vol. 11.
No. 03, Mei 2005
Pendahuluan
Kesukaran siswa SMU dalam menguasai
pelajaran yang diajarkan di sekolah, rendahnya pencapaian prestasi sekolah,
kurang mampu berpikir kritis, cenderung hanya menghafal materi saja, kurang
mampu melakukan problem solving merupakan keluhan yang telah lama dilontarkan
oleh berbagai pihak. Pihak yang berwenang, Departemen Pendidikan Nasional,
telah melakukan banyak hal antara lain perbaikan kurikulum, melengkapi sarana
dan prasarana pendidikan, meningkatkan kualitas guru dan manajemen sekolah. Khusus
untuk bidang Ilmu Sosial (IPS) di SMU misalnya, telah dilakukan perubahan
materi dan penjurusan siswa dilakukan pada waktu naik kelas 3 SMU. Tetapi langkah
tersebut belum memberikan hasil yang menggembirakan. Secara psikologis,
pemahaman dan penguasaan materi yang diajarkan di sekolah sangatlah tergantung
kepada kemampuan kognitif dan metakognitif siswa. Kemampuan kognitif adalah
kemampuan untuk mengolah dan mencerna berbagai informasi yang dating dari
lingkungan sekitar melalui alat berfikirnya, yang lalu menggunakan informasi
tersebut untuk beradaptasi terhadap lingkungan secara adekuat. Kemampuan metakognitif
adalah kemampuan untuk melakukan strategi kognitif tertentu supaya terjadi
hasil yang lebih maksimal atau dapat pula disebut strategi to learn atau
learning how to learn. Dalam studi ini digunakan teori kognitif yang
menggunakan pendekatan pemrosesan informasi yang lebih dapat menggambarkan
dengan lebih jelas.
Landasan Teori
HIP
(Human Information Processing) merupakan perspektif kognitif dalam membahas
tentang cara berfikir manusia. Definisi psikologi kognitif adalah cabang ilmu
psikologi yang mempelajari proses mental yang terjadi pada saat penyimpanan
informasi dan pengambilannya kembali dari ingatan. Siswa menangkap informasi
dari luar melalui panca inderanya, mengolah informasi tersebut, kemudian
menyimpannya dalam system ingatan, dan ingatan tersebut nanti akan dipanggil
kembali bila diperlukan. HIP menganalogikan proses berfikir manusia seperti
proses kerja computer yaitu memasukkan informasi, input,dan output.
Metodologi
Penelitian
ini menggunakan ex-post facto non experimental design dengan pendekatan
kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel incidental sampling.
Variable
Yang
diukur dalam penelitian ini adalah
1. Variable
terikat : penguasaan materi IPS dan kedalaman ranah kognitif taksonomi Bloom
2. Variable
bebas : kemampuan verbal, kemampuan persepsi, kemampuan ingatan, dan
metakognitif
Instrument
Alat
ukur yang digunakan terbagi atas alat ukur kemampuan kognitif dan alat ukur
tingkat penguasaan materi IPS.
Hasil Penelitian
Penguasaan
siswa terhadap kelima materi IPS tergolong rendah. Penguasaan yang rendah ini
mendukung dugaan bahwa penguasaan materi hanya sebatas menghapal saja. Siswa kurang
mampu menghadapi soal yang membutuhkan pemahaman dan kemampuan kognitif yang
lebih mendalam seperti kemampuan aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Pembahasan Dengan Teori Perspektif
Kognitif
Salah
satu tipe pengetahuan konseptual adalah isi atau konten pengetahuan. Saat siswa
mendapatkan konsep, aturan dan informasi lain yang diorganisasikan pada area
tertentu, mereka akan mengembangkan ranah pengetahuan. Belajar yang efektif dan
efisien bergantung pada factor internal dan eksternal. Factor internal adalah
bentuk pengetahuan dalam kerangka kognitif seseorang. Factor eksternal adalah
hakikat dan organisasi pengetahuan yang akan dipelajari.
Analisis
oleh Garner (1992) mengindikasikan bahwa banyak buku teks sulit dibaca, memuat
informasi yang tidak relevan dengan topic. Situasi ini secara khusus problematic
bagi siswa yang kurang terampil dan kurang memahami pengetahuan struktur teks. Beberapa
studi meneliti adanya apa yang disebut sebagai detail seduktif. Ini adalah
bagian paling menarik yang tidak relevan dengan ide di dalam teks. Mereka menarik
perhatian pembaca menjauh dari ide utama dalam teks atau memutuskan aliran
informasi yang koheren sehingga siswa harus mengulangi pembacaannya.
Pemrosesan
informasi yang dating membutuhkan perhatian selektif terhadap kejadian, objek, symbol,
dan stimuli tertentu lainnya agar informasi itu dapat dipelajari. Pengkodean diberlakukan
pada informasi yang dipahami sehingga informasi itu dapat dipertahankan dalam
memori jangka panjang dan diambil lagi jika dibutuhkan. Proses ini terjadi
dalam situasi yang disebut memori kerja, akan tetapi kapasitas memori terbatas.
Aksesibilitas informasi pada saat yang lebih belakangan dari memori jangka
panjang terutama akan bergantung pada cara ia pertama kali dikodekan. Juga,
semakin banyak cara pemelajar mengkodekan informasi semakin besar kesempatan
untuk pengambilan kembali di kemudian hari.