Tugas Kelompok
Beby Haryanti 08-104
Juli Theresia 09-072
Serefhy M 09-081
Sinopsis Film ‘Kinky Boots’
Beby Haryanti 08-104
Juli Theresia 09-072
Serefhy M 09-081
Sinopsis Film ‘Kinky Boots’
Film
Kinky Boots mengisahkan tentang seorang bernama Charlie Price. Setelah
ditinggal ayahnya meninggal, dia baru menyadari bahwa pabrik sepatunya
Price&Son dalam keadaan sekarat. Maka Charlie terpaksa memecat 15
karyawannya, karena dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk mengatasi
hal tersebut. Kemudian muncul ucapan pemberi semangat dari salah satu
karyawannya yang akan dipecatnya, Lauren. "Ini semua salahku, apa yang
harus aku lakukan", memang sebuah kata-kata yang kuno, yang seolah-olah
tanpa ada usaha sedikitpun untuk melakukan suatu perbaikan. Hal ini yang memicu
Charlie untuk berpikir keras menyelamatkan Prince&Son yang sudah lama
berdiri sejak akhir abad 19.
Ide
bisa muncul darimana saja dan kapan saja, Charlie akhirnya bertemu dengan seorang
waria yang bernama Lola alias Simon. Charlie akhirnya mempunyai ide untuk
membuat sepatu khusus untuk para waria dengan Lola sebagai perancangnya. Pada
sampel produk pertama, Charlie membuat sepatu berwarna merah untuk Lola, tetapi
Lola merasa tersinggung karena tidak menarik sehingga membuat Lola marah.
Penerimaan
Lola dalam pabrik price&Son ini mendapatkan hinaan dari Don Burton, hingga
sampai akhirnya Lola mampu membuat Don bersikap hormat kepadanya.
Akhirnya untuk mengenalkan produknya, maka Charlie membawa semua hasil rancangannya ke Milan, pusat mode dunia. Charlie bekerja ekstra keras untuk mendapatkan respon yang baik di Milan, yang membuat dia dan karyawannya salah paham. Mereka baru bekerja ekstra keras setelah mengetahui Charlie benar-benar ingin membuat supaya semua ini sukses dan pabriknya tidak bangkrut, walau dia harus menggadaikan rumahnya. Kerja keras Charlie pun membuat dia bersitegang dengan tunangannya, bahkan hingga akhirnya ia putus dengan tunangannya.
Akhirnya untuk mengenalkan produknya, maka Charlie membawa semua hasil rancangannya ke Milan, pusat mode dunia. Charlie bekerja ekstra keras untuk mendapatkan respon yang baik di Milan, yang membuat dia dan karyawannya salah paham. Mereka baru bekerja ekstra keras setelah mengetahui Charlie benar-benar ingin membuat supaya semua ini sukses dan pabriknya tidak bangkrut, walau dia harus menggadaikan rumahnya. Kerja keras Charlie pun membuat dia bersitegang dengan tunangannya, bahkan hingga akhirnya ia putus dengan tunangannya.
Analisis Film berdasarkan Teori Belajar Awal :
- Teori Gestalt
Gestalt
berfokus pada persepsi dalam belajar. Individu merespon secara keseluruhan
ketimbang sebagian saja, individu akan membangun persepsi ketimbang hanya
menerima informasi secara pasif. Dalam Film Kinky Boots, Charlie mengalami
kejadian yang membuat dia stress karena pabrik sepatu miliknya akan bangkrut,
tetapi pada akhirnya ia membangun persepsi dan pemikirannya kembali sehingga
pabrik Price&Son kembali maju dan selamat dari kebangkrutan.
- Teori Thorndike
Teori
thorndike biasa dirujuk sebagai teori behavioris namun berbeda dengan
pengkondisian klasik. Pertama, Thorndike berfokus pada proses mental dan kedua
pada perilaku mandiri. Ada
3 hukum belajar menurut Thorndike, yaitu law
of effects, law of exercise, dan law of readiness.
Menurut Film Kinky Boots pada hukum
pertama yaitu law of effects menyatakan
bahwa suatu keadaan yang memuaskan setelah respon akan memperkuat koneksi
antara stimulus dan perilaku yang tepat, dan keadaan yang menjengkelkan akan
melemahkan koneksi tersebut. Disini Lola sempat menolak sepatu yang telah
dibuat oleh Charlie karena ia tidak menyukai warna merah. Kedua law of exercise yaitu pengulangan dari
pengalaman akan meningkatkan peluang respon respon yang benar. Dalam hal ini
Charlie yang mengalami kebangkrutan pabrik sepatu miliknya merasa stress,
hingga akhirnya ia bertemu Lola dan mereka pun bekerja sama untuk membangun
kembali pabrik sepatunya. Charlie terlihat bersemangat dan terus mencoba
membuat berbagai desain sepatu yang ia pasarkan di kota Milan, akhirnya
semangat Charlie membuahkan hasil. Pabrik sepatunya bangkit lagi dan tidak
mengalami kebangkrutan. Hukum ketiga law of
readiness yaitu kondisi yang mengatur keadaan disebut sebagai ‘’memuaskan”
atau “menjengkelkan”. Disini Charlie segera merespon kondisi saat Lola menolak
untuk bekerja sama dalam membangun Price&Son. Tetapi, pada akhirnya Lola
ikut membantu dan bekerjasama untuk mendesain sepatu di pabrik Price&Son
bersama Charlie.
bagus Beb.... bahasnya mengalir :)
BalasHapushehehe Alhamdulillah..terimakasih Bu.. :) dpt penguat lg (teori skinner) hehehe :D
BalasHapus