Senin, 22 Oktober 2012

Review Jurnal dan Pembahasan dengan Teori Perspektif Kognitif


Judul           : Peran Kognitif dan MetaKognitif Dalam Proses Pembelajaran Bagi Tercapainya     Pemahaman Yang Optimal
Penulis             : Anggadewi Moesono, Guritnaningsih A. Santoso, Ilsiana jatiputra, Puji Lestari Suharso, Dyah Triarini Indirasari
Asal Penulis         : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta
Sumber               : Jurnal Psikologi Sosial Vol. 11. No. 03, Mei 2005
Pendahuluan
            Kesukaran siswa SMU dalam menguasai pelajaran yang diajarkan di sekolah, rendahnya pencapaian prestasi sekolah, kurang mampu berpikir kritis, cenderung hanya menghafal materi saja, kurang mampu melakukan problem solving merupakan keluhan yang telah lama dilontarkan oleh berbagai pihak. Pihak yang berwenang, Departemen Pendidikan Nasional, telah melakukan banyak hal antara lain perbaikan kurikulum, melengkapi sarana dan prasarana pendidikan, meningkatkan kualitas guru dan manajemen sekolah. Khusus untuk bidang Ilmu Sosial (IPS) di SMU misalnya, telah dilakukan perubahan materi dan penjurusan siswa dilakukan pada waktu naik kelas 3 SMU. Tetapi langkah tersebut belum memberikan hasil yang menggembirakan. Secara psikologis, pemahaman dan penguasaan materi yang diajarkan di sekolah sangatlah tergantung kepada kemampuan kognitif dan metakognitif siswa. Kemampuan kognitif adalah kemampuan untuk mengolah dan mencerna berbagai informasi yang dating dari lingkungan sekitar melalui alat berfikirnya, yang lalu menggunakan informasi tersebut untuk beradaptasi terhadap lingkungan secara adekuat. Kemampuan metakognitif adalah kemampuan untuk melakukan strategi kognitif tertentu supaya terjadi hasil yang lebih maksimal atau dapat pula disebut strategi to learn atau learning how to learn. Dalam studi ini digunakan teori kognitif yang menggunakan pendekatan pemrosesan informasi yang lebih dapat menggambarkan dengan lebih jelas.

Landasan Teori
HIP (Human Information Processing) merupakan perspektif kognitif dalam membahas tentang cara berfikir manusia. Definisi psikologi kognitif adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari proses mental yang terjadi pada saat penyimpanan informasi dan pengambilannya kembali dari ingatan. Siswa menangkap informasi dari luar melalui panca inderanya, mengolah informasi tersebut, kemudian menyimpannya dalam system ingatan, dan ingatan tersebut nanti akan dipanggil kembali bila diperlukan. HIP menganalogikan proses berfikir manusia seperti proses kerja computer yaitu memasukkan informasi, input,dan output.

Metodologi
Penelitian ini menggunakan ex-post facto non experimental design dengan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel incidental sampling.

Variable
Yang diukur dalam penelitian ini adalah
1.      Variable terikat : penguasaan materi IPS dan kedalaman ranah kognitif taksonomi Bloom
2.      Variable bebas : kemampuan verbal, kemampuan persepsi, kemampuan ingatan, dan metakognitif

Instrument
Alat ukur yang digunakan terbagi atas alat ukur kemampuan kognitif dan alat ukur tingkat penguasaan materi IPS.

Hasil Penelitian
Penguasaan siswa terhadap kelima materi IPS tergolong rendah. Penguasaan yang rendah ini mendukung dugaan bahwa penguasaan materi hanya sebatas menghapal saja. Siswa kurang mampu menghadapi soal yang membutuhkan pemahaman dan kemampuan kognitif yang lebih mendalam seperti kemampuan aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

Pembahasan Dengan Teori Perspektif Kognitif
Salah satu tipe pengetahuan konseptual adalah isi atau konten pengetahuan. Saat siswa mendapatkan konsep, aturan dan informasi lain yang diorganisasikan pada area tertentu, mereka akan mengembangkan ranah pengetahuan. Belajar yang efektif dan efisien bergantung pada factor internal dan eksternal. Factor internal adalah bentuk pengetahuan dalam kerangka kognitif seseorang. Factor eksternal adalah hakikat dan organisasi pengetahuan yang akan dipelajari.
Analisis oleh Garner (1992) mengindikasikan bahwa banyak buku teks sulit dibaca, memuat informasi yang tidak relevan dengan topic. Situasi ini secara khusus problematic bagi siswa yang kurang terampil dan kurang memahami pengetahuan struktur teks. Beberapa studi meneliti adanya apa yang disebut sebagai detail seduktif. Ini adalah bagian paling menarik yang tidak relevan dengan ide di dalam teks. Mereka menarik perhatian pembaca menjauh dari ide utama dalam teks atau memutuskan aliran informasi yang koheren sehingga siswa harus mengulangi pembacaannya.
Pemrosesan informasi yang dating membutuhkan perhatian selektif terhadap kejadian, objek, symbol, dan stimuli tertentu lainnya agar informasi itu dapat dipelajari. Pengkodean diberlakukan pada informasi yang dipahami sehingga informasi itu dapat dipertahankan dalam memori jangka panjang dan diambil lagi jika dibutuhkan. Proses ini terjadi dalam situasi yang disebut memori kerja, akan tetapi kapasitas memori terbatas. Aksesibilitas informasi pada saat yang lebih belakangan dari memori jangka panjang terutama akan bergantung pada cara ia pertama kali dikodekan. Juga, semakin banyak cara pemelajar mengkodekan informasi semakin besar kesempatan untuk pengambilan kembali di kemudian hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar